Skip to main content

Posts

5 Tips Menjadi Siswa Berprestasi

Menjadi pelajar yang berprestasi tentu, dambaan setiap siswa dan orang tua kita, tetangga kita dan bangsa ini. Namun bermimpi, dalam khayalan hanyalah halusianasi belaka. Karena itu anda perlu berusaha, menemukan cara terbaik anda untuk menjadi siswa yang berprestasi.  1. Niat "Melakukan Perubahan" Tanpa niat yang didasari kesungguhan untuk tetap konsisten, melakukan perubahan. hanya seperti membelah air yang tidak akan berdampak apa-apa. Karena itu, sangat dibutuhkan niat untuk komitmen terhadap perubahan apa yang akan kita lakukan. "Niat itu seperti, angin dilautan.  kapal layar tidak akan bergerak tanpa angin".  Sama halnya dengan kita, tanpa dorongan niat yang kuat, maka sulit bagi kita untuk bergerak melakukan perubahan. 2. Rajin Membaca  Dengan rajin membaca, maka kemuliaan alam, akan tunduk kepada anda. Dan anda akan menjadi orang yang mengerti dengan siapa anda. Dengan membaca, kita bisa mengukur kapasitas kita, kemampuan

3 Modal Utama Yang Membuat saya Berani Merantau.

Merantau atau bepergian dari kampung halaman, tentu bukan hal yang menarik bagi anda. Apalagi bagi anda yang belum pernah mencobanya. sementara itu, banyak orang sukses dengan merantau. Sehingga anda pun perlu mencobanya. Yuuk lepaskan ketakutan anda, kekhawatiran anda yang berlebih dll. Yakin..!. Anda bisa hidup dimana saja....!. Kekhawatiran itu, hanyalah akan menjadi momok dari diri sendiri jika anda tidak berani melawannya, Percayalah semua mahluk punya rezeki, dan tuhan akan mencukupkan kebutuhannya bagi mereka yang berusaha. So.....Usaha!! Karena itu, kita sudah semestinya tidak menakut-nakuti diri sendiri. Mestinya muka kita yang unik, dijadikan modal untuk merantau. Daripada sedikit-dikit bersolek didepan cermin ala boyband, ganteng gak yah..!! ganteng gak yah..!. Lama-lama akan menakut-nakuti diri sendiri kan lucu. ini namnya merendahkan diri.....!. karena itu, saya mecoba merangkum 3 modal utama  yang membuat saya berani menjalani kehidupan dalam perantauan :

Menikah—Menata Hidup Lebih Sehat, Hemat dan Bahagia.

Pembaca sekalian yang budiman. Kerap diusia kita yang produktif, kita selalu diperhadapkan dengan masalah orang-orang dewasa. Lah apa itu ? "MENIKAH". Lha kok menikah....Iyya..Kan!. Menikah itu, adalah problem atau masalah yang dihadapi oleh  kaum Dewasa. Bukan masalah anak kecil, Anak kecil mah gak pernah mikirin "NIKAH". Pikirannya main mulu. "Anak kecil mah hidupnya penuh sensai dunia main" Lalu gimana tuh yang pacaran, ? kan yang pacaran itu juga kaum dewasa,. Lho...lho...lho. Kamu perlu tahu.....Pacaran itu,  dunia main. Anak kecil dong..!!! Lha iyya........!!! Sini, gue jelasin.......mumpung kamu ketemu sama saya, sang provokator cinta. Banyak orang beranggapan, pacaran itu, dilakoni oleh orang kaum dewasa. Sebenarnya pacaran itu, hanya dilakoni oleh anak-anak kecil yang sok dewasa. Wah....kamu ngawur  nih bang. Lha.....Dengar dulu penjelasan saya. Saya tahu, dasar kamu menjustis bahwa orang yang pacaran adalah orang yang dewasa,  K

Meretas Dogma Yang Salah "Siapa Bilang Ikan Buntal Itu Beracun".

Hingga kini, banyak orang beranggapan bahwa ikan buntal itu beracun. Sepintas pemahaman ini sangat keliru. Bagi saya yang belajar di bidang perikanan. Ikan buntal itu banyak spesisnya. Sehingga terlalu umum kalau anda menjustis bahwa  "ikan buntal" itu beracun. Sebab seakan-akan tersirat, bahwa semua ikan buntal beracun. Bukan ? So..mari kita retas dogma tersebut. Memang benar bahwa ada ikan buntal yang beracun. Namun dari sekian banyak species ikan buntal hanya ada satu spesies saja yang beracun. Inilah yang benar teman-teman sekalian.  Karena itu, saya ingin mengklarifikasi pemberitaan, media online dan berbagai situs yang mengatakan bahwa semua ikan buntal beracun dan tidak bisa dikonsumsi. Saya akan memaparkan beberapa jenis ikan buntal yang tidak beracun, termasuk Ikan buntal yang beracun tapi bisa diolah menjadi tidak beracun sama sekali dan dijual dipasaran. Ikan Buntal Duren Photo credit: Google Ikan buntal duren adalah spesis yang dari lahir tidak memiliki r

Refleksi antara Kuliah dan Organisasi "Bersosialisasi"

Kuliah itu, menyenangkan bagi orang-orang yang menikmatinya. Namun tak jarang juga, sebagian orang menganggap bahwa kuliah itu adalah beban, Sehingga kuliah menjadi kesibukan utama, sampai-sampai mereka lupa bahwa dirinya adalah mahluk sosial. Mereka asyik sendiri dengan laptop, kamar yang ber-AC dll. Karenanya mereka selalu mengatakan tak ada waktu luang. Padahal waktu terbentang 24 jam. Yang benar adalah apakah kita mau meluangkan waktu......,alibi mahasiwa kupu-kupu biasanya " saya sibukk,,,, dll". Meraka asyik dengan dunia fantasi, sendiri. Sampai-sampai tak ada waktu luang untuk berssosialisasi dengan kerabatnya, tetangganya dan orang-orang terdekatnya. Namun bagi orang yang menikmati kuliah, semua jadwal kegiatan tersusun dengan rapi.  Sehingga antara kuliah dan organisasi adalah dua hal yang sangat penting.Bagi mahasiwa yang menikmati kuliah, Kuliah itu bukan untuk menjadi jurang pemisah antara dirinya dengan orang lain. Tapi mereka memandang bahwa kuliah adala

Tiga Alasan Mengapa Saya Tidak Suka Makan Daging Ayam Potong

Sejak kecil saya hidup di lingkungan masyarakat nelayan. Tentu produk utama dari masyarakat nelayan adalah ikan. Karena itu, ikan telah menjadi konsumsi harian saya. Namun bukan berati saya tidak pernah makan ayam. Bagi saya ayam adalah makanan orang kaya, what? Ada banyak alasan untuk menggambarkan kalau ayam adalah makanan orang kaya.  Photo Credit: Vetindonesia.com Di Kampung, Saya jarang mendapati makanan ayam di rumah-rumah warga. Secara umum makanan ayam hanya kita temui, kalau lebaran tiba. Kok bisa ? Yah....namanya juga hari raya, hari yang cuma ada sehari dalam setahun, dan juga merupakan  hari besar umat islam. Apalagi di Pulau Tomia, kampung saya penduduknya 100% beragama islam. Sehingga sudah sewajarnya masyarakat berlomba-lomba menyediakan makanan ayam untuk hidangan makanan terbaiknya, sebagai makanan tahunan Namun, dalam keseharian, setelah hari lebaran kita tidak akan pernah menjumpai lagi daging ayam. kecuali lebaran tahun depannya lagi, atau acara pe

Buat Apa Sekolah, Sekolah Itu Menghabiskan Uang.

Saya sering mendengar kata "buat apa sekolah, sekolah itu menghabiskan uang" dilingkungan sekitarku. Maklum, kami yang hidup di kepulauan, mendapati kehidupan serba keterbatasan.  Dilingkungan saya mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan dan petani. Karenanya banyak orang tua selalu mengatakan kepada anak-anaknya yang kepengen sekolah "Buat Apa Sekolah, habisin uang saja, mending kamu melaut saja, dapat uang, terus bikin rumah dan menikah" Namun orang tuaku punya cara pandang yang berbeda dari yang lainnya. Meski ayahku juga seorang nelayan, dan ibuku juga seorang petani namun saya tidak pernah mendapati nasihat seperti itu. Padahal ayahku juga tidak pernah mengenyam pendidikan, jangankan SD, TK sekalipun tidak pernah. Begitupun dengan ibuku. Namun ayahku menyadari, sekolah itu sangat penting. Sehingga selalu ada nasihat yang selalu ia sampaikan padaku sejak kecil. kamu harus sekolah, ...kamu harus lebih baik dari kami. Kami tidak bisa hidup mengik