Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2015

Masa Kecil di Maluku Utara

La Nane Iqra Bismirabbikallaji Halaka,........ Itulah kiranya, rahasia Allah SWT yang terkadang Ia menyelipkan sesuatu yang tak mungkin bagi manusia, namun pasti bagi-Nya. Ia bisa menciptakan sesuatu yang tidak kita tahu menjadi tahu, dan Ia-lah yang mengilhamkan pengetahuan itu kepada kita. Pada tahun 1995, setiap anak kelahiran 1990 tentu sudah saatnya masuk sekolah, Setiap orang tua sibuk menyiapkan perlengkapan sekolah anak-anak mereka masuk TK. Mereka sibuk membeli tas sekolah, celana, baju, dll. Namun tidak bagi saya. Kala itu, saya gak pernah tertarik masuk sekolah. Saya lebih suka menghabiskan waktu sama ayahku, ikut melaut ke Pulau-Pulau, memancing dan berenag. Otak saya seperti beku, sulit menerima apa yang diajarkan oleh kakak perempuanku saat itu, apalagi kalau, salah malah dibentak, Yah.....anak kecil kalau dibentak.....Malas jadinya. Akhirnya akupun banyak menghabiskan waktu untuk bermain. Namun karena teman sebaya sudah sekolah, maka teman main saya ada

Masuk Sekolah—ala Tempo Doloe

La Nane Bagi setiap orang tua, menuliskan kelahiran anak itu, sangat penting sekali. Apalagi, kalau masuk sekolah........Pasti....pertanyaan pertama Kepala Sekolah adalah berapa usia anak ibu ? Tanggal berapa lahir ? dll Keterbatasan ayah dan ibuku menulis. Maka kelahiran bukanlah hal yang paling penting bagi mereka. Yang penting bagi mereka saat aku lahir adalah tangis pertama, dan tubuh yang sehat. Kebahagiaan mereka mendapatkan anak laki-laki pertama dan terakhir kalinya dalam keluarga kami, merupakan kesenangan yang mungkin mereka sangat idamkan. Tanggal lahir bukanlah hal yang penting, hingga kemudian lupa meminta bantuan tetangga untuk menuliskan tanggal lahirku. Setelah mau masuk sekolah dasar, ternyata tanggal lahir sangat penting bagi kepala sekolah. Dengan tanggal lahir, mereka bisa menerima saya jika sudah genap umur 6 tahun.   Lalu, apa yang harus dilakukan........? Maka digunakannlah metode perkiraan.  "Waktu ibu melahirkan, apa ada te

Membahagiakan Kedua Orang Tua

Foto dari kiri ke kanan; Saya, Ibu, dan Ayah Sebelum wisuda, aku cma punya impian agar orang tuaku, bisa datang ke kota Makassar naik pesawat dengan uangku sendiri. Bagi sebagian orang, naik pesawat itu, biasa, namun tidak bagi ayah dan ibuku. Keterbatasan mereka membaca dan menulis, menjadikan mereka selalu memilih jalur laut. Terus kenapa harus naik pesawat ? sebab aku tau, dari cerita dongeng mereka padaku sejak kecil, sampai aku besar, aku tak pernah mendengarkan cerita pengalaman mereka naik pesawat. Karena itu, aku ingin mereka menikmati transportasi udara. Selama ini, mereka hanya berbangga, ikut senang dengan berita-berita yang aku kirimkan ke mereka, ketika aku hendak naik pesawat ke Jakarta, Surabaya, Jogja, Balikpapan, dll. Terlebih saat saya ke pertama kali mendaratkan kaki di belahan negeri sakura, dan USA pada tahun 2012 silam. Setelah tiba ditempat tujuan, saya biasa ditelpon sama ibu dan bertanya tentang pesawat. Maklum selam ini ibu hanya bisa melihat p