Skip to main content

Membahagiakan Kedua Orang Tua

Foto dari kiri ke kanan; Saya, Ibu, dan Ayah

Sebelum wisuda, aku cma punya impian agar orang tuaku, bisa datang ke kota Makassar naik pesawat dengan uangku sendiri. Bagi sebagian orang, naik pesawat itu, biasa, namun tidak bagi ayah dan ibuku. Keterbatasan mereka membaca dan menulis, menjadikan mereka selalu memilih jalur laut. Terus kenapa harus naik pesawat ? sebab aku tau, dari cerita dongeng mereka padaku sejak kecil, sampai aku besar, aku tak pernah mendengarkan cerita pengalaman mereka naik pesawat. Karena itu, aku ingin mereka menikmati transportasi udara.
Selama ini, mereka hanya berbangga, ikut senang dengan berita-berita yang aku kirimkan ke mereka, ketika aku hendak naik pesawat ke Jakarta, Surabaya, Jogja, Balikpapan, dll. Terlebih saat saya ke pertama kali mendaratkan kaki di belahan negeri sakura, dan USA pada tahun 2012 silam. Setelah tiba ditempat tujuan, saya biasa ditelpon sama ibu dan bertanya tentang pesawat. Maklum selam ini ibu hanya bisa melihat pesawat terbang diatasnya dan melihatnya dari kejauhan. Bahkan aku masih ingat dulu.....saat pendaratan pertama pesawat di Pulau Tomia, saya di ajak ibuku kemping disekitar bandara, hanya untuk melihat tubuh pesawat...Pesawat pertama yang mendarat dikampung halamnku adalah pesawat "Pelita Air". Aku ingat senkali...... dan pesawat ini bukan pesawat komersil.
SEbelum mendarat pesawatnya bermanuver diatas kepalaku tebang membentang seperti burung bernapas kan mesin, saya melihat ibu saya begitu bahagia,..........aku merasakan jika ibuku juga ingin naik pesawat. Namun itu adalah mimpi. Kala itu, aku ingin sekali memegang badan pesawat. Aku kemudian berlari kedekat satpam bandara dan bertanya "Pak bisa nanti kalau kita mendekat ke pesawat untuk pegang" tanyaku dengan polos. Namun.....dengan tegas....bapak itu bilang tegas, tidak bisa..... kampungan, kamu kira nanti kalau rusak bagaimana........!!!, ......dengar kata rusak, waktu itu aku takut, karena iyya kalau rusak gak bisalah aku ganti pesawatnya....Aku pun akhirnya balik ke Ibuku, aku bilang sama ibuku, tidak bisa orang dekat ternyata dengan pesawat itu kalau mendarat, kita hanya bisa melihatnya dari jauh ma.....ungkapku dengan sedih kala itu.


Mamaku bilang tak apa-apa, yang penting kita bisa lihat pesawat, lagian jangan dekat-dekat, nanti kamu ketabrak pesawat. ungkapnya untuk menghiburku kala itu. Tak lama bermanuver, pesawat akhirnya menurunkan bannya, dan dari kejauhan cahaya lampunya sangat berkilau, dan kami pun bertepuk tangan.........horeee pesawatnya sudah mendarat.
Terus saya bilang sama ibuku. ma kapan kita bisa naik begitu, saat itu aku yang masih kecil, sangat polos sekali, ibuku tersenyum.... itu mahal, kita ngak mampu naik begituan. Lalu ibuku memelukku, ..dengan erat. Dan ibuku berkata, kelak kalau ada rezki, kita bisa naik begituan. Sambil memelukku dari belakang, dan berkata kamu bisa naik kaya gituan asal kamu ada uang, makanya belajar yang baik, dan sekolahlah yang baik....sambil ibuku mengangkat tangan kananku, ke arah pesawat seperti memagang dari kejauhan. dan tangan kirinya menutupi mataku. lalu aku disuruh berdoa, agar aku kelak bisa naik begituan, aku pun berdoa "aku ingin naik pesawat, ibuku dan ayahku juga" amin.....begitu simpel doaku kala itu. Tak lama kemudian setelah pesawatnya sudah mendarat kami pun meninggalkan bandara, dengan berjalan kaki ke rumah sejauh 1 km melewati kebun-kebun hijau....
Tapi pengalaman kala itu, membuat saya teringat raut wajah bahagia ibuku ketika melihat pesawat.....sehingga itulah yang menjadi impianku setelah aku punya uang dan termotivasi untuk menabung dari jerih payah sendiri, selain untuk biaya pendidikan saya menyiapkan uang, agar ibuku bisa naik pesawat kelak.


Alhamdulillah, 
Setelah aku kuliah, dengan fasilitas yang mumpuni dari Universitasku, saya bisa terbang naik pesawat kemana-mana. tanpa harus mengeluarjkan uang sendiri. Segala pembiayaan transportasi, akomodasi ditanggung oleh kampus, demi memperjuangkan, Jas Merah almamaterku....., Universita hasanuddin.
Ada doktrin yang selalu kami pegang "Ayam jantan itu tidak jantan kalau tidak berkokok"...itulah doktrin kampusku Universitas Hasanuddin, si Ayam jantan dari timur.
Karena itu, saya sangat jarang berkompetisi ditingkat UNHAS, saya suka memburu kompetisi tingkat Nasional. selain menambah kawan didaerah jawa, juga bisa mengenal negeri ini, kalau indonesia itu tidak selebar televisi. selain itu hadiahnya juga besar-besar dan berjuta-juta bahkan puluhan juta. Akupun semangat dan alhamdulillh selalu menjuarai lomba itu dan bisa menabung. Mendengar pencapaian yang aku peroleh, ibuku sangat senang, apalagi sudah bisa naik pesawat. ......dan biaya pendidikan saya sepenuhnya ditanggung Oleh Beasiswa BCA Finance Selama 8 semester hingga lulus. Bukan ternyata itu, setiap mahasiswa berprestasi dan mengharumkan nama UNHAS, saya juga diberi Beasiswa Prestasi, jadi aku benar-benar kulaih 0 rupiah, dan Alhamdulillah semuanya aku tabung, hingga akhirnya.........bisa melanjutkan studi lagi...


MENJELANG WISUDA
singkat cerita....
Seminggu sebelum wisuda aku menelpon ayah dan ibuku di kampung. Setiap aku telponan sama ibuku, ibuku sangat ceria, ia sangat merindukan aku, agar aku cepat balik ke kampung. "Kapan kamu pulang ke tomia.......kamu belum libur yah.........Bapakmu sudah petik jagung. kamu kan suka jagung, kalau kamu pulang kita simpankan banyak-banyak gak usah dijual......supaya kamu gemuk" kata ibu......Mama dengar kamu sibuk sekali, dan makin kurus ingat jaga ksehatan, " pesan ibuku. Suara itulah yang selalu aku dengar dari telpon setiap aku menelpon ke ibuku. Aku tau ayah dan ibuku itu kesepian, saat anak-anak mereka jauh. Apalagi setelah 4 saudara perempuanku sudah menikah dan tinggal di daerah Maluku.....sehingga mereka merindukan anak-anaknya pulang. Apalagi aku anak bungsunya......dan satu-satunya anak laki-laki yang ibuku punya.


Perlahan, setelah mendengarkan luapan rasa rindunya, yang bertahun-tahun jarang bertemu denganku. Aku sampaikan kepada mereka bahwa aku, akan wisuda,....dan Aku sudah meyiapkan 2 booking tiket pesawat untuk kedatangannya. kala itu, saya mendengar suara ibuku yang tadi terdengar ceria....seperti berubah jadi suara tersedu. Aku tanya ibuku "Mama Kenapa seperti sedih..?
Aku bahagia,,,,bukan sedih, akhirnya kamu bisa sarjana nak, dengan kerja kerasmu sendiri. Mama gak usah sedih.....senyum lah ma......"Mama selalu bilang...kalau orang lagi mau berangkat, bersihkan hati agar...jalannya lapang dan rizki terbuka lebar". ungkapku mengingatkan pesannya kembali.


Tak lama, tiba-tiba ada suara Ayahku terdengar dari telpon. "Ma...itu bapa yah",,,,,iyya ini bapak kamu baru pulang dari kebun. Kamu mau bicara...."..tanya ibuku. Akupun yang juga rindu suara ayahku bilang Iyya ma. lalu diberikanlah telpon ke ayahku dan menanyakan seputar kesehatanku. Ayahku kala itu belum tau kalau aku sudah mau wisuda. Aku kemudian menyampaikan berita itu juga kepada ayahku kala itu. Kemudian suara sepi.....suara ayahku terdengar sayup-sayup, tapi aku masih mendengarnya. Rupanya..ayahku sedang berbicara sama ibuku,.....mereka merembukkan niat aku, mengajak mereka naik pesawat. 10 menit kemudian, aku baru mendengar kembali suara ayahku. "Kenapa berhenti pak?..Aku lagi bicara sama mamamu........
Mamamu, keberatan...kalau kami harus naik pesawat, kalau ada uangmu kamu simpan saja, nanti ayah dan ibu naik kapal laut saja, ayah dan ibu ada tabungan kalau buat kapal laut. lagian...kamu tau.....saya dan mamamu tidak bisa membaca dan menulis, kalau kamu mau.....Bapak dan ibu naik kapal saja.....akhirnya akupun menyetujuinya, karena mereka juga senang walau hanya naik kapal laut....2 hari 2 malam ke kota makassar.


Singkat cerita, setelah selesai acara wisuda, ibuku rupanya sudah kangen sama ternaknya, sudah seminggu Kambing piaraanya dijaga sama tetangga, ia khawatir dengan ternaknya dan ak mau berlama-lama di Makassar. Aku pun akhirnya mengantarkan kepulangan mereka via bandara Makassar. Aku mengurus segala tiketing, hingga sampai mereka naik pesawat........"Mata mereka berbinar-binar" melihat megahnya bandara, bolamatanya berputar 360 derajat, melihat megahnya bandara, yang tak pernah mereka lihat di kampung halaman. Ibuku sesekali tersenyum. Saat hendak naik ke ruang pemberangkatan.....tentu harus naik tangga eskalator, ibuku....takut naik tangga begitua, ayahku pun sama. Jadi....aku mengantar mereka satu per satu.....naik. Alhamdulillah setelah tiba dilantai dua mereka bercanda-canda sambil tertawa laiknya orang yang baru pacaran. Aku benar-benar bahagia melihat raut bahagia wajah kedua orang tuaku saat itu. Aku pun mengajak sesaat mereka berpose...di depan perahu pinisi di ruang keberangkatan sebelum mereka masuk kedalam pesawat.......


Inilah momen yang selalu aku ingat, semoga kita senantiasa berbakti kepada kedua orang tua kita, dan senantiasa membuat mereka tersenyum............amin


Popular posts from this blog

Tempat Mengurus Surat Keterangan Sehat Jasmani di Kota Makassar

Makassar (14/01/2019)—Ada banyak tempat mengurus surat keterangan sehat Jasmani di Kota Makassar. Namun, pada hari ini, saya memilih untuk mengurusnya di BBLK, Dinas Kesehatan Kota Makassar. Photo credit: La Nane (dokumentasi pribadi) Saya memilih di sini, karena pelayanannya cukup baik dan super cepat.  Itu pengalaman saya, kemarin saat mengurus Surat Keterangan Bebas Narkoba untuk kelengkapan berkas CPNS. Photo credit: La Nane (dokumentasi pribadi) Baca Juga: Mengurus Surat Keterangan Bebas Narkoba di Makassar. Saking cepatnya, untuk pengurusan surat keterangan sehat jasmani, hanya memakan waktu 10 menit saja. Tanpa perlu antri yang cukup lama seperti di Rumah Sakit Umum yang super antri panjang. Selain itu, pegawainya cukup cekatan dan ramah-ramah. Dari bagian depan, saat saya pertama datang. Saya ditanya sama pegawai bagian depan "Mau urus apa Mas?" "Oh, Urus Surat Keterangan Sehat Jasmani Pak" Jawabku. Petugas bagian depan lang

Cara Menggunakan ATM 77 Bank di Jepang

Penulis menyadari bahwa anda merupakan pengguna ATM pemula di Jepang, sehingga anda mencari informasi mengenai penggunaan ATM ini. Sebelum saya menjelaskan cara penggunaan ATM Bank 77, saya ingin mengatakan terimakasih, karena saya bisa membantu anda dalam menjelaskan cara menggunakan ATM. “Sebaik-baik manusia adalah mereka yang memberi manfaat kepada sesamanya.”     – HR. Thabrani Sobat sekalian, perlu anda ketahui bahwa semua ATM Bank 77 yang ada di Jepang menggunakan bahasa Jepang alias “Nihonggo”. Karena itu sebelum anda mencoba menggunakan ATM yang anda miliki tersebut, Anda perlu menghafal huruf kanji di bawah ini. お預け入れ   :  Deposit (Memasukkan Uang) お引き出し   :  Withdrawal (Penarikan Uang) お振込み :  Transfer ke Rekening Lain お振り替え :  Transfer ke rekening lain milik sendiri (jika punya 2 rekening) 通長記入 :  Pencatatan di Buku Rekening (Mencetak Buku Rekening) 残高照会 :  Sisa uang (Mengecek Saldo) Semua tombol-tombol di atas

Cara Mengaktifkan LINE Pay di Jepang

LINE Pay adalah uang elektronik dari LINE chatting khusus untuk kamu yang tinggal di Jepang saja. Kegunaan LINE Pay hampir mirip dengan kartu kredit, karena bisa digunakan untuk berbelanja di Family Mart, LAWSON, 7Eleven, SEIYU dan semua toko yang menerima pembayaran elektronik dengan logo JCB. Bedanya kartu kredit dengan LINE Pay; kalau kartu kredit tagihan pembelian akan tertarik melalui akun rekening bank pemilik, sementara LINE Pay akan langsung mengurangi isi saldo. Jadi pastikan saldo LINE pay cukup sebelum membeli sesuatu. Lalu bagaimana cara mengaktifkan LINE Pay. 1. Masuk ke aplikasi LINE Chatting 2. Tekan ..... Lalu masuk/tekan menu LINE Pay  3. Jika anda sudah memiliki akun LINE pay,  Maka akan muncul sisa saldo uang elektronik anda. Namun  jika anda belum memiliki akun LINE pay, anda bisa mendaftar terlebih dahulu. Caranya tekan add Money, lalu pilih LAWSON Deposit 4. Setelah anda masuk ke LAWSON deposit, Klik link "Apply for a LINE deposit". S