Namun bagi orang yang menikmati kuliah, semua jadwal kegiatan tersusun dengan rapi. Sehingga antara kuliah dan organisasi adalah dua hal yang sangat penting.Bagi mahasiwa yang menikmati kuliah, Kuliah itu bukan untuk menjadi jurang pemisah antara dirinya dengan orang lain. Tapi mereka memandang bahwa kuliah adalah upaya menyelaraskan kebutuhan dirinya, untuk bisa survive dan bersosialisasi dengan masyarakat,
Dua cara pandang tersebut akan menghasilakn dua produk yang berbeda antara tipe mahasiswa yang pertama dan yang kedua tersebut.
Dua cara pandang tersebut akan menghasilakn dua produk yang berbeda antara tipe mahasiswa yang pertama dan yang kedua tersebut.
Tipe manusia pertama, adalah tipe manusia yang anti sosial, tidak butuh jaringan, karena ia bisa memecahkan segalanya dengan kecerdasannya dan berbagai fasilitas teknologi yang dia punya. Dan dengan kecerdasannya ia bisa melamar pekerjaan di Perusahaan yang mana saja yang ia mau. Dengan optimisme yang tinggi kalau dia adalah orang terhebat. Namun kelemahan mahasiswa tipe ini adalah ia akan selalu tergantung pada teknologi dalam memecahkan permasalahan hidupnya. Padahal teknologi hanyalah tool untuk untuk mencapai kesuksesan baik kesuksesan akdemik, maupun non akademiknya.
Sementara itu, tipe manusia kedua menganggap bahwa kuliah sekedar ladang mencari pengetahuan, bukan untuk memenjarakan diri, Dalam artian menambah skill, untuk mempermantap hubungan sosialnya. Dan kuliah bukan malah menjadi jurang pemisah antara dirinya dan kepentingan sosialnya. Keuntungan tipe mahasiswa ini, adalah memiliki sahabat yang banyak dengan latar belakang yang berbeda, mampu memahami karakter setiap orang, mampu memecahkan masalah secara kolektif, dan hidupnya terasa lebih bahagia.
Lalu, siapa sebenarnya yang berorganisasi. Apakah manusia cerdas tipe pertama, ataukah manusia cerdas tipe kedua.Sepintas saya perlu membatasi definisi dari organisasi. Organisasi yaitu hubungan antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan yang sama,
Nah,,dari definisi diatas sangat jelas bahwa, orang yang berorganisasi sebenarnya adalah orang yang bersosialisai dengan sesamanya. Dari sudut pandang islam, bersosialisasi dengan masysrakat sangat dekat kekerabatannya dengan bersilaturahim. Karena ada dua insan manusia atau lebih yang saling berinteraksi, saling memberi masukan, saling mensuport satu sama lain, dll.
Namun berorganisasi disini bukan sekedar menjadi anggota, jadi-jadian. Atau sekedar ikut doang. Ikut nimbrung, tanpa memiliki tujuan. Sehingga mudah diprovokasi, dan terbawa arus dogma cara berpikir yang menjadikan pribadinya bukan dirinya sendiri. Tapi hanya sekedar menjalankan doktrin komunitasnya. Karena itu, setiap kita bergaul, ada batasannya, setiap kita bertindak harus di evaluasi. Jangan sampai kita termakan doktrin atau dogma, bahwa diri kita lebih baik dari yang lain, sehingga tidak perlu bersosialisasi atau bersilaturahim dengan mereka. parahnya lagi kalau ada doktrin yang mengajarkan "kalau mereka bukan bagian dari kita, dan mereka adalah musuh kita.
Lalu....anda mau pilih yang mana?
Bagi saya, hidup sudah seharusnya ditata mulai dari sekarang. Otak kita tak ubahnya mobil truk.
Kalau truknya diisi dengan Mobil yang memuat terigu. dan sangat tidak mungkin saat muatannya dituang ditempat tujuan, muatannya terigu berubah menjadi emas.Maksudnya, apa yang menjadi kebiasan kita, maka itulah yang akan kita tuai nantinya.Kalau kita terbiasa hidup terbebani, dan tidak menyempatkan hidup bersosialisasi, maka sampai mati kita akan terbiasa menjadi seperti itu.