Sejak kecil saya hidup di lingkungan masyarakat nelayan. Tentu produk utama dari masyarakat nelayan adalah ikan. Karena itu, ikan telah menjadi konsumsi harian saya. Namun bukan berati saya tidak pernah makan ayam. Bagi saya ayam adalah makanan orang kaya, what? Ada banyak alasan untuk menggambarkan kalau ayam adalah makanan orang kaya.
Photo Credit: Vetindonesia.com |
Di Kampung, Saya jarang mendapati makanan ayam di rumah-rumah warga. Secara umum makanan ayam hanya kita temui, kalau lebaran tiba. Kok bisa ? Yah....namanya juga hari raya, hari yang cuma ada sehari dalam setahun, dan juga merupakan hari besar umat islam. Apalagi di Pulau Tomia, kampung saya penduduknya 100% beragama islam. Sehingga sudah sewajarnya masyarakat berlomba-lomba menyediakan makanan ayam untuk hidangan makanan terbaiknya, sebagai makanan tahunan
Namun, dalam keseharian, setelah hari lebaran kita tidak akan pernah menjumpai lagi daging ayam. kecuali lebaran tahun depannya lagi, atau acara pernikahan dan berbagai syukuran. Tapi kalau masalah makanan harian, masyarakat masih mikir 1000 gunung, kepala berputar seperti baling-baling kapal untuk membeli ayam lagi.
Kenapa. Mahal...!! bro
Harga ayam di wakatobi biasanya 150 ribu untuk ayam jantan dan 50 ribu untuk ayam betina. Harga ini terbilang mahal. Sebab dahulu harga ikan satu tusuk cuma 5,000 per tusuk (kira-kira 5-6 ekor pertusuk) dan bisa dimakan untuk beberapa hari dalam keluarga. Berbeda halnya dengan ayam. 1 kali beli juga langsung habis.
Sebenarnya saya suka makan ayam dikampung halamanku.
katanya gak suka....!
Ya, karena ayam kita beda bro..... Ayam dikampung saya enak lho bukan ayam potong. tapi ayam kampung. saya belum pernah menikmati ayam seenak dikampung saya. Apalagi kalau lebaran...wow...saya suka bertamu kerumah-rumah saudara saya. Mendekat lebaran, saya selalu tanya mama saya. Siapa-siapa aja keluarga kita ma?.
Asal ada hubungan keluarga, baik yang dekat atau jauh saya sambangi setiap hari lebaran. Kedok utamanya bukan bersilaturahim tapi mengincar ayamnya.
Namun setelah besar, kesukaan kepada ayam sudah mulai berkurang. baik ayam kampung atau pun ayam potong.
Pikiran saya masih berkebelit karena makanan itu mahal "Makanan Orang Kaya".
Lalu apa kaitannya makanan orang kaya dan ketidak sukaan saya terhadap ayam....? Kan nanti kalau ada uang saya bisa beli lagi. Iya memang benar. Tapi Say tidak suka ayam karena ada alasan tersendiri.
Pertama
Makanan mahal itu, bukan makanan rakyat dan menjauhlan kita dari suasana batin rakyat sekitar kita sebagai masyarakat nelayan. Sebab makanan ayam umumnya dimakan orang-orang berduit dikampung saya. Sehingga saya merasa dekat ikut bergabung sama rakyat mengkonsumsi ikan.
Kedua.
Ayam di kota-kota umumnya, ayam potong. Walaupun harganya lebih murah dari harga Ayam kampung di kampung saya. Namun tetap lebih mahal dibanding ikan. Namun yang paling utama, kenapa saya tidak makan ayam potong, karena bagi saya, ayam potong semisal makan terigu, yang digulung-gulung. Bukan seperti daging yang berserat-serat.
Ketiga
Saya ingin hidup lebih sehat. Daging ayam banyak mengandung lemak jenuh. jika dibandingkan dengan daging ikan. selain itu, komposisi nutrisi dari ikan jauh lebih menyehatkan ketimbang daging. Tak pelak lagi, Jepang yang memiliki daya konsumsi ikan yang tinggi, mampu hidup lebih sehat, dan memiliki usia hidup yang lebih lama. Banyaka orang jepang bisa hidup lebih dari 100 tahun.