Skip to main content

Edukasi Pemanfaatan Bulu-Babi (Sea Urchin) Melalui Budi Daya Keramba Jaring Apung


 

Alfi Sahri Remi Baruadi1, La Nane2

1,2Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Negeri Gorontalo. Email: lanane@ung.ac.id

 

Abstract

Bulu Babi (sea urchin) merupakan salah satu produk perikanan penting yang telurnya dapat dikonsumsi baik dalam keadaan segar maupun olahan. Sayangnya Bulu Babi belum dimanfaatkan karena dianggap beracun dan bila dikonsumsi dapat menimbulkan kematian. Karena itu, perlu dilakukan edukasi pada masyarakat melalui kegiatan penyuluhan bagaimana cara mengonsumsi dan membudidayakan Bulu Babi dengan sistem keramba jaring apung. Kegiatan ini dilaksanakan di desa Lambangan, kecamatan Pagimana, Sulawesi Tengah selama dua bulan (Februari 2020–Maret 2020 dengan melibatkan 25 masyarakat nelayan dan 30 mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo sebagai pendamping masyarakat. Hasil dari kegiatan penyuluhan dan simulasi yang kami laksanakan telah mengubah paradigma masyarakat yang tadinya menganggap Bulu Babi sebagai biota laut beracun menjadi sesuatu yang dapat dikonsumsi dan dapat diperjualbelikan di pasar-pasar lokal. Selain itu, masyarakat juga telah menguasai dan mampu menerapkan konstruksi keramba budi daya Bulu Babi yang dilaksanakan melalui metode praktik simulasi pembuatan keramba jaring apung.

 

Keywords

Bulu Babi; Penyuluhan; Keramba Jaring Apung

 

Full Text

PDF

 

References

Bertocci, I., Blanco, A., Franco, J. N., Fernández-Boo, S., & Arenas, F. (2018). Short-term variation of abundance of the purple sea urchin, Paracentrotus lividus (Lamarck, 1816), subject to harvesting in northern Portugal. Marine Envi-ronmental Research, 141, 247–254. https://doi.org/10.1016/j.marenvres.2018.09.017

Ding, J., Zheng, D., Sun, J., Hu, F., Yu, Y., Zhao, C., & Chang, Y. (2020). Effects of water temperature on survival, behaviors and growth of the sea urchin Mesocentrotus nu-dus: New insights into the stock enhancement. Aquaculture, 519, 734873. https://doi.org/10.1016/j.aquaculture.2019.734873

FAO. (2016). Global production statistics 1950–2014. Available at: http://www.fao.org/figis/servlet/TabSelector.

González-Irusta, J. M., González-Porto, M., Sarralde, R., Arrese, B., Almón, B., & Martín-Sosa, P. (2015). Comparing species distribution models: A case study of four deep sea urchin species. Hydrobiologia, 745(1), 43–57. https://doi.org/10.1007/s10750-014-2090-3

Hadinoto, S., Sukaryono, I. D., & Siahay, Y. (2017). Kandungan gizi gonad dan aktifitas antibakteri ekstrak cangkang Bulu Babi (Diadema se-tosum). Jurnal Pascapanen Dan Bioteknologi Kelautan Dan Peri-kanan, 12(1). https://doi.org/10.15578/jpbkp.v12i1.281

Lafarizi, A. (2020). Struktur Populasi Anggota Kelas Bulu Babi (Echi-noidea) di Zona Intertidal Pantai Batu Lawang Taman Nasional Alas Purwo. Repository Unej. https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/82593

Ling, S. D., Barrett, N. S., & Edgar, G. J. (2018). Facilitation of Australia’s southernmost reef-building coral by sea urchin herbivory. Coral Reefs, 37(4), 1053–1073. https://doi.org/10.1007/s00338-018-1728-4

Ling, S. D., Scheibling, R. E., Rassweiler, A., Johnson, C. R., Shears, N., Connell, S. D., Salomon, A. K., Norderhaug, K. M., Pérez-Matus, A., Hernández, J. C., Clemente, S., Blamey, L. K., Hereu, B., Ballesteros, E., Sala, E., Garrabou, J., Cebrian, E., Zabala, M., Fujita, D., & Johnson, L. E. (2015). Global regime shift dynamics of catastrophic sea urchin overgrazing. Philosophical Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences, 370(1659), 20130269. https://doi.org/10.1098/rstb.2013.0269

Nane, L. (2019a). Efisiensi Mesin Teknologi Sapurata Dalam Men-goptimalisasi Produksi Inovasi Pangan Kukure Di Pulau Barrang Lompo, Makassar. https://doi.org/10.31230/osf.io/q8spg

Nane, L. (2019b). Studi Keberlanjutan Perikanan Landak Laut Berdasar-kan Dimensi Biologi, Ekologi Dan Teknologi Di Sekitar Pulau Tolan-dono Dan Pulausawa Kawasan Konservasi Wakatobi [Skripsi, Universitas Hasanuddin]. https://Marxiv.Org/9zdvr/

Nane, L. (2020). Pemanfaatan Telur Landak Laut Diadema setosum di Pulau Taliabu, Maluku Utara, In-donesia. https://doi.org/10.31219/osf.io/kmtuv

Nane, L., Baruadi, A. S. R., & Mardin, H. (2020). Density of the blue-black urchin Echinotrix diadema (Linnaeus, 1758) in Tomini Bay, Indonesia. Tomini Journal of Aquatic Science, 1(1), 16–21. https://doi.org/10.37905/tjas.v1i1.5939

Nane, L., & Paramata, A. R. (2020). Im-pact of Overfishing on Density and Test-Diameter Size of the Sea Ur-chin Tripneustes gratilla at Wa-katobi Archipelago, South-Eastern Sulawesi, Indonesia. ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences, 25(2), 53–56. https://doi.org/10.14710/ik.ijms.25.2.53-56

Parvez, M. S., Rahman, M. A., & Yusoff, F. M. (2016). Sea Urchin Fisheries in Malaysia: Status, Potentials and Benefits. International Journal of Chemical, Environmental & Bio-logical Sciences (IJCEBS), 4(1), 64–66.

Ristanto, A., Yanti, A. H., & Setyawati, T. R. (2018). Sea Urchin (Echinoi-dea) Distribution and Abundance in the Intertidal Zone of Bengkayang Regency. Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education, 10(1), 32–40. https://doi.org/10.15294/biosaintifika.v10i1.9763

Rubilar, T., Epherra, L., Deias-Spreng, J., Vivar, M. E. D. D., Avaro, M., Lawrence, A. L., & Lawrence, J. M. (2016). Ingestion, Absorption and Assimilation Efficiencies, and Production in the Sea Urchin Arba-cia dufresnii Fed a Formulated Feed. Journal of Shellfish Research, 35(4), 1083–1093. https://doi.org/10.2983/035.035.0431

Santos-Ferreira, N., Mesquita, J. R., Rivadulla, E., Inácio, Â. S., Nasci-mento, M. S. J., Romalde, J., & Martins da Costa, P. (2020). No-rovirus contamination of sea urchins (Paracentrotus lividus): Potential food risk for consumers. Food Control, 111, 107041. https://doi.org/10.1016/j.foodcont.2019.107041

Saucède, T., Díaz, A., Pierrat, B., Sel-lanes, J., David, B., Féral, J.-P., & Poulin, E. (2015). The phylogenetic position and taxonomic status of Sterechinus bernasconiae Larrain, 1975 (Echinodermata, Echinoidea), an enigmatic Chilean sea urchin. Polar Biology, 38(8), 1223–1237. https://doi.org/10.1007/s00300-015-1689-9

Sharp, W. C., Delgado, G. A., Hart, J. E., & Hunt, J. H. (2018). Comparing the behavior and morphology of wild-collected and hatchery-propagated long-spined urchins ( Diadema antillarum ): Implications for coral reef ecosystem restoration. Bulletin of Marine Science, 94(1), 103–122. https://doi.org/10.5343/bms.2017.1068

Sulistiawan, R., Solichin, A., & Rahman, A. (2019). The Correlation of Seagrass Density with Abundance of Sea Urchins (Echinoidea) in Pancuran Beach Karimunjawa Na-tional Park, Jepara. Journal of Marquares, 8(1), 28–36.

Suriani, S., Latumahina, B. M., Hitalessy, R. B., & Eddy, L. (2020). Hub-ungan Populasi Makroalga (Padina sp) dengan Bulu Babi (Tripneustes gratilla) di Perairan Pantai Desa Ti-tawaai Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Riset Perikanan dan Kelau-tan, 2(1), 165–175.

Suskiewicz, T. S., & Johnson, L. E. (2017). Consumption rates of a key marine herbivore: A review of the extrinsic and intrinsic control of feeding in the green sea urchin. Marine Biology, 164(6), 131. https://doi.org/10.1007/s00227-017-3159-0

Takagi, S., Murata, Y., Inomata, E., En-do, H., Aoki, M. N., & Agatsuma, Y. (2018a). Dietary Effect of Kelp (Saccharina japonica) on Gonad Quantity and Quality in Sea Ur-chins ( Mesocentrotus nudus ) Col-lected from a Barren Before the Fishing Season. Journal of Shellfish Research, 37(3), 659–669. https://doi.org/10.2983/035.037.0318

Vizzini, S., Visconti, G., Vaccaro, A., & Mazzola, A. (2018). Experimental rearing of the sea urchin Paracen-trotus lividus fed with discards of the lettuce Lactuca sativa in a sea-based system. Aquaculture Re-search, 49(2), 631–636. https://doi.org/10.1111/are.13492

Volpe, M. G., Fabbrocini, A., Siano, F., Coccia, E., Scordella, G., Licchelli, C., De Sio, F., & Paolucci, M. (2018). Gonad quality of sea urchin Paracentrotus lividus cultured in an offshore pilot-scale trial on the south-east Italian coast. Aquacul-ture Nutrition, 24(5), 1444–1455.

Popular posts from this blog

Tempat Mengurus Surat Keterangan Sehat Jasmani di Kota Makassar

Makassar (14/01/2019)—Ada banyak tempat mengurus surat keterangan sehat Jasmani di Kota Makassar. Namun, pada hari ini, saya memilih untuk mengurusnya di BBLK, Dinas Kesehatan Kota Makassar. Photo credit: La Nane (dokumentasi pribadi) Saya memilih di sini, karena pelayanannya cukup baik dan super cepat.  Itu pengalaman saya, kemarin saat mengurus Surat Keterangan Bebas Narkoba untuk kelengkapan berkas CPNS. Photo credit: La Nane (dokumentasi pribadi) Baca Juga: Mengurus Surat Keterangan Bebas Narkoba di Makassar. Saking cepatnya, untuk pengurusan surat keterangan sehat jasmani, hanya memakan waktu 10 menit saja. Tanpa perlu antri yang cukup lama seperti di Rumah Sakit Umum yang super antri panjang. Selain itu, pegawainya cukup cekatan dan ramah-ramah. Dari bagian depan, saat saya pertama datang. Saya ditanya sama pegawai bagian depan "Mau urus apa Mas?" "Oh, Urus Surat Keterangan Sehat Jasmani Pak" Jawabku. Petugas bagian depan lang

Cara Menggunakan ATM 77 Bank di Jepang

Penulis menyadari bahwa anda merupakan pengguna ATM pemula di Jepang, sehingga anda mencari informasi mengenai penggunaan ATM ini. Sebelum saya menjelaskan cara penggunaan ATM Bank 77, saya ingin mengatakan terimakasih, karena saya bisa membantu anda dalam menjelaskan cara menggunakan ATM. “Sebaik-baik manusia adalah mereka yang memberi manfaat kepada sesamanya.”     – HR. Thabrani Sobat sekalian, perlu anda ketahui bahwa semua ATM Bank 77 yang ada di Jepang menggunakan bahasa Jepang alias “Nihonggo”. Karena itu sebelum anda mencoba menggunakan ATM yang anda miliki tersebut, Anda perlu menghafal huruf kanji di bawah ini. お預け入れ   :  Deposit (Memasukkan Uang) お引き出し   :  Withdrawal (Penarikan Uang) お振込み :  Transfer ke Rekening Lain お振り替え :  Transfer ke rekening lain milik sendiri (jika punya 2 rekening) 通長記入 :  Pencatatan di Buku Rekening (Mencetak Buku Rekening) 残高照会 :  Sisa uang (Mengecek Saldo) Semua tombol-tombol di atas

Cara Mengaktifkan LINE Pay di Jepang

LINE Pay adalah uang elektronik dari LINE chatting khusus untuk kamu yang tinggal di Jepang saja. Kegunaan LINE Pay hampir mirip dengan kartu kredit, karena bisa digunakan untuk berbelanja di Family Mart, LAWSON, 7Eleven, SEIYU dan semua toko yang menerima pembayaran elektronik dengan logo JCB. Bedanya kartu kredit dengan LINE Pay; kalau kartu kredit tagihan pembelian akan tertarik melalui akun rekening bank pemilik, sementara LINE Pay akan langsung mengurangi isi saldo. Jadi pastikan saldo LINE pay cukup sebelum membeli sesuatu. Lalu bagaimana cara mengaktifkan LINE Pay. 1. Masuk ke aplikasi LINE Chatting 2. Tekan ..... Lalu masuk/tekan menu LINE Pay  3. Jika anda sudah memiliki akun LINE pay,  Maka akan muncul sisa saldo uang elektronik anda. Namun  jika anda belum memiliki akun LINE pay, anda bisa mendaftar terlebih dahulu. Caranya tekan add Money, lalu pilih LAWSON Deposit 4. Setelah anda masuk ke LAWSON deposit, Klik link "Apply for a LINE deposit". S