Lazimnya, budaya membaca, harus diikuti dengan budaya menulis. Dengan demikian, apa yang dibaca dapat dituangkan kembali dalam narasi yang lebih berkembang sesuai isi hati dan ide yang menggaung di pikiran.
Membaca tanpa menulis, sebenarnya kurang mnyenangkan.
Sebab pikiran hanya dibuatnya gundah tanpa arah tujaun. Butuh literasi sebagai pelampiasannya. Namun, sulit untuk saya tuliskan kembali karena minim pengalaman menulis.
Lalu kenapa kita tidak coba untuk menulis, sekarang?
Kalau menulis sekata saja sulit.
Apalagi satu kalimat, satu paragraf.
Lalu: "Kapan kelarnya tulisan se-judul ini?"
Mental blok masih menyelimuti pikiran.
Hingga takut untuk mencoba
Malu untuk memulai.
Lalu, kapan aku akan menulis?
dan kapan aku bisa menulis jika tidak pernah belajar?
#Renungan
Comments
Post a Comment