-->
Belakangan
ini, saya banyak membaca media internasional yang dibanjiri dengan pemberitaan
soal kopi yang mengandung racun. Sebenarnya, perdebatan soal kopi telah
berlangsung sejak lama. Namun, rasanya tidak cukup untuk membuatku jera, atau
langsung meninggalkan kopi. Namun, makin ke sini, setelah banyak
menimbang-nimbang dan mulai sadar kesehatan saya mulai berpikir ? apa perlu
diteruskan atau sampai sini, hari ini saja. Di Indonesia, kita tahu betul
bahwa kopi bukanlah sekadar dagangan jalanan, atau sekedar minuman kelas
menengah ke bawah. Melainkan juga minuman semua kalangan yang menjadikan
perusahann starbuck menjamur dan membengkak di hampir seluruh dunia.
Menguntungkan?
Sumber foto: http://yournewswire.com |
Sayangnya, baru-baru ini, pihak
starbuck di California, ditantang untuk membuktikan apakah produk kopi yang
mereka jual tidak megandung racun atau senyawa karsinogenik. Namun lagi-lagi,
mereka gagal membuktikan itu. Untuk itu, kopi yang disajikan dianggap tidak
sehat dan pihak starbuck diwajibkan untuk mencantumkan informasi peringatan
bahaya kanker di semua gerai mereka. Jika kopi starbuck dengan higenitas yang
tinggi saja tidak sehat, lalu bagaimana dengan koi tradisional kelas teri?
Jika aturan sudah demikian, maka
posisi kopi dan rokok dipandang sebagai produk yang serupa. Sangat berdampak
buruk pada kesehatan. Soal indonesia mau menerapkan atauran ini, atau tidak.
Tapi yang penting adalah informasi bahwa kopi itu berbahaya. Just it.
Hmm….kita perlu perlahan-lahan
meninggalkan kopi. Toh, kopi ternyata tidak baik bagi kesehatan. Jika kita
berani meninggalkan yang haram karena alasan tidak sehat, maka kita pun harus
berani untuk mengatakan no pada rokok dan kopi yang ternyata punya dampak
negatif untuk kesehatan tubuh kita.
Comments
Post a Comment