Indonesia adalah negara yang kaya raya. Dunia luar, telah terlanjur tertarik, dan berhasrat pada bumi pertiwi. Sekalipun kita bungkus dan kita pagari, juga di atapi laiknya sebuah rumah. Keseksiannya tetap terlihat dari pikiran-pikiran yang menerawang masa depan. Bukan saja, hanya karena letaknya yang ada di wilayah equator yang ke depan setelah SDA minyak bumi habis. Mataharilah sumber energi yang akan diperebutkan seluruh dunia demi menyelamatkan rakyatnya yg kedinginan karena musim dingin.Bukan saja, hanya karena letaknya yang ada di wilayah equator yang ke depan setelah SDA minyak bumi habis. Mataharilah sumber energi yang akan diperebutkan seluruh dunia demi menyelamatkan rakyatnya yg kedinginan karena musim dingin.
Sumber foto: https://wallup.net |
Sebab dunia telah terlanjur tertarik melirik sumberdaya alam kita.
Dunia telah terlanjur melihat ke seksi-an pulau-pulau kita.
Ia bak gadis perawan yang elok, tak terjamah oleh sesiapa.
Bagai Surga yang jatuh ke bumi yang menggairah-kan semangat investor asing masuk.
Dunia telah terlanjur melihat ke seksi-an pulau-pulau kita.
Ia bak gadis perawan yang elok, tak terjamah oleh sesiapa.
Bagai Surga yang jatuh ke bumi yang menggairah-kan semangat investor asing masuk.
Kita, telah berupaya menjaganya dengan baik.
Tapi tanpa sadar, pihak asing perlahan-lahan
Menggunduli gunung-gunung kita di Papua.
Teluk-teluk digauli, dengan reklamasi besar-besaran.
Hingga teluk tidak diberikan hak untuk berlekuk.
Dan Danau diberiakn hak untuk berair.
Tapi tanpa sadar, pihak asing perlahan-lahan
Menggunduli gunung-gunung kita di Papua.
Teluk-teluk digauli, dengan reklamasi besar-besaran.
Hingga teluk tidak diberikan hak untuk berlekuk.
Dan Danau diberiakn hak untuk berair.
Kini, hilanglah
Keperawanan, pulau-pulau kita satu persatu.
Kemolekannya tergantikan oleh beton-beton tinggi.
Menjulang bagai pohon.
Keperawanan, pulau-pulau kita satu persatu.
Kemolekannya tergantikan oleh beton-beton tinggi.
Menjulang bagai pohon.
Sayang beribu sayang, ia tetap pohon beton.
Tak mampu menggantikan kemolekan pohonku yang molek.
Asri dan darinya kita menghirup udara yang segar.
Tak mampu menggantikan kemolekan pohonku yang molek.
Asri dan darinya kita menghirup udara yang segar.
Ah....sudahlah.
Ini hanya curhatan. Memikirakn alamku
Keindahannya digauli dengan cara yang salah.
Hingga pohon-pohon hijau digantikan beton.
Dan kehadirannya tatkala tumbuh kembali dianggap benalu.
Ini hanya curhatan. Memikirakn alamku
Keindahannya digauli dengan cara yang salah.
Hingga pohon-pohon hijau digantikan beton.
Dan kehadirannya tatkala tumbuh kembali dianggap benalu.
Cukuplah alamku kau rampas....!
Janganlah gadis-gadisku kaubuatkan hukum-hukum tawar jual beli dengan pikiran asing yang menyilaukan mereka tanpa kritik dan hanya bisa termanut. Lalu kau silaukan meraka pada ucapanmu yang keinggris-inggrisan-an, ke-jepang-jepangan, atau bahkan ke-arab-araban. Sedang bahasa Indonesia juga tak kalah lebih bermakna jika itu tetap baik.